Sejarah Pariwisata - Materi Pengantar Pariwisata kelas X kurikulum 2013
I. Sejarah Pariwisata
Dunia
Perkembangan
pariwisata dunia secara umum dibagi menjadi 3 tahap yaitu ; Jaman pra sejarah (
pre history), jaman sejarah dan jaman setelah sejarah ( post history ).
1. Sebelum
jaman Modern (sebelum tahun 1920) :
- Adanya perjalanan pertama kali dilakukan oleh bangsa – bangsa primitif dari satu tempat ke tempat lain dengan tujuan untuk kelangsunga hidup.
- Tahun 400 sebelum masehi mulai dianggap modern karena sudah mulai ada muhibah oleh bangsa Sumeria dimana saat itu juga mulai ditemukan huruf, roda, dan fungsi uang dalam perdangangan.
- Muhibah wisata pertama kali dilakukan oleh bangsa Phoenesia dan Polynesia untuk tujuan perdanganan.
- Kemudian Muhibah wisata untuk bersenang – senang pertama kali dilakukan oleh Bangsa Romawi pada abad I sampai abad V umumnya tujuan mereka bukan untuk kegiatan rekreasi seperti pengertian wisata dewasa ini, tetapi kegiatan mereka lebih ditujukan untuk menambah pengetahuan cara hidup, sistem politik, dan ekonomi.
- Tahun 1760 – 1850 terjadinya revolusi industri mengakibatkan perubahan dalam kehidupan masyarakat antara lain :
a.
Dalam
struktur masyarakat dan ekonomi Eropa terjadi pertambahan penduduk, urbanisasi,
timbulnya usaha – usaha yang berkaitan dengan pariwisata di kota – kota
industri, lapangan kerja meluas ke bidang industri, pergeseran penanaman modal
dari sektor pertanian ke usaha perantara seperti Bank, termasuk perdangan
Internasional, Hal – hal inilah yang menciptakan pasar wisata.
b.
Meningkatnya
tehnologi transportasi/sarana angkutan.
c. Munculnya Agen Perjalanan.
Biro Perjalanan
pertama kali di dunia adalah Thomas Cook & Son Ltd. Tahun 1840
(Inggris) & American Express Company Tahun 1841 (Amerika Serikat).
d. Bangkitnya Industri Perhotelan.
Perkembangan sistem
transportasi juga mendorong munculnya akomodasi hotel baik di stasiun – stasiun
kereta api maupun di daerah tujuan wisata. Disamping akomodasi, banyak pula
restoran dan bar atau sejenisnya seperti kedai kopi dan teh yang timbul akibat
urbanisasi.
e. Munculnya literatur – literatur
mengenai usaha kepariwisataan, antara lain : “Guide du Hotels to france ‘
oleh Michelui ( 1900), “ Guide to Hotels “ oleh Automobile Association (1901)
f. Berkembangnya daerah – daerah wisata di
negara Mesir, Italia, Yunani, dan Amerika. Perjalanan tersebut diatur dan
dikoordinasikan oleh Thomas Cook & Son Ltd. Pada sekitar permulaan
abad ke 19 yaitu tahun 1861.
2.
Pariwisata
Dalam Dunia Modern
Yang
dimaksud dengan dunia modern adalah sesudah tahun 1919. Hal ini ditandai dengan
pemakaian angkutan mobil untuk kepentingan perjalanan pribadi sesudah perang
dunia I (1914 – 1918). Perang Dunia ini memberi pengalaman kepada orang untuk
mengenal negara lain sehingga membangkitkan minat berwisata ke negara – negara
lain. Sehingga dengan adanya kesempatan berwisata ke negara lain maka
berkembang pula arti pariwisata Internasional sebagai salah satu alat untuk
mencapai perdamaian dunia , dan berkembangnya penggunaan sarana angkutan dari
penggunaan mobil pribadi ke penggunaan pesawat terbang berkecepatan suara. Pada
thaun 1914 Perusahaan Kereta Api di Inggris mengalami keruntuhan dalam keuangan
sehingga diambillah kebijaksanaan :
-
kereta
api yang bermesin uap diganti menjadi mesin diesel dan mesin bertenaga listrik
.
-
pengurangan
jalur kererta api yang kurang menguntungkan
Pada
masa ini pula timbul sarana angkutan bertehnologi tinggi seperti mobil, pesawat
sebagai sarana transportasi wisata yang lebih nyaman dan dan lebih cepat.
3.
Perkembangan
Sarana Angkutan di Abad XX
Pada
abad ini perkembangan pariwisata banyak dipengaruhi oleh perkembangan saran
angkutan :
a.
Motorisasi
yaitu sarana angkutan yang berkekuatan motor tenaga listrik sebagai pengganti
mesin bertenaga uap. Akibat dari motorisasi ini adalah : galaknya wisata
domestik, tumbuhnya penginapan – penginapan di sepanjang jalan raya, munculnya
pengusaha – pengusaha bus wisata ( coach) tahun 1920, dan munculnya
undang – undang lalu – lintas di Inggris tahu 1924 – 1930.
b.
Pesawat
udara
Sebelum perang dunia II pesawat udara
dipakai hanya untuk kepentingan komersial seperti pengangkutan surat – surat
pos, paket- paket, dan lain – lain tetapi sejak tahun 1963 mulai diperkenalkan
paket perjalanan wisata dengan menggunkan pesawat terbang seperti pesawat
supersonik dan concorde dimana poerjalanan dapat ditempuh dengan nyaman dan
waktu yang relatif singkat.
c.
Timbulnya
Agen perjalanan, Agen perjalanan umum, dan Industri Akomodasi.
Hal ini banyak disebabkan karena
meningkatnya pendapatan per kapita penduduk terutama di negara – negara maju
seperti : Eropa, Amerika, Jepang, dan negara lainnya, naiknya tingkat
pendidikan masyarakat yang mempengaruhi rasa ingin tahu terhadap negara –
negara luar.
II. Pariwisata
Di Indonesia
Sejarah Pariwisata Di
Indonesia dibagai menjadi 3 bagian yaitu :
1. Masa
Penjajahan Belanda
Kegiatan
kepariwisataan masa itu dimulai sejak tahun 1910 – 1920, sesudah keluarnya
keputusan Gubernur Jendral atas pembentukan Vereeneging Toesristen Verker (VTV)
yang merupakan suatu badan atau official tourist bureau pada masa itu.
Kedudukan VTV selain sebagai tourist goverm,ent office juga bertindak sebagai
tour operator atau travel agent.
Meningkatnya
perdanganan antara Benua eropa dan negara – negara di Asia dan Indonesia pada
khususnya, mengakibatkan ramainya lalulintas orang – orang yang bepergian ke
daerah ini dengan motif yang berbeda – beda sesuai dengan keperluan masing –
masing. Untuk dapat memberikan pelayanan kepada mereka yang melakukan
perjalananmaka berdirilah suatu Travel Agent di Batavia pada tahun 1926 yaitu
Linssonne Lindeman (LISLIND) yang berpusat di Negeri Belanda dan sekarang
dikenal dengan nama NITOUR (Netherlanshe Indische Touristen Bureau).
Pada masa penjajahan Berlanda dapat dikatakan bahwa kegiatan kepariwisataan
hanya terbatas pada kalangan orang – orang kulit putih saja, sehingga
perusahaan – perusahaan yang bergerak dalam bidang kepariwisataan adalah juga
monopoli Nitour, KLM, dan KPM masa itu.
Keadaan
Akomodasi
Walaupun kunjungan
wisatawan pada masa itu masih sangat terbatas, anamun di beberapa kota dan
tempat di Indonesia telah didirikan hotel untuk menjamin akomodasi bagi mereka
yang berkunjung ke daerah Hindia Belanda.Pertumbuhan usaha akomodasi baru
dikenal pada abad ke 19, itupun terbatas pada kota – kota besardekat pelabuhan.
Fungsi hotel yang utama hanya melayani tamu – tamu atau penumpang yang kapal
yang baru datang dari Belanda ataupun negara eropa lainnya yang kemudian dibawa
dengan menggunkan kereta – kereta yang ditarik dengan beberapa kuda karena
belum ada kendaraan bermotor atau mobil.
Menginjak
abad ke 20 barulah hotel – hotel mulai berkembang ke kota daerah pedalaman
seperti losmen atau penginapan . Semenjek itulah fungsi hotel mulai dirasakan
oleh masyarakat banyak dan orang – orang menempatkan dirinya sesuai dengan
kemampuan dan derajatnyamasing – masing. Kemudian dari hal itu kita mengenal
istilah penginapan besar (hotel) dan penginapan kecil (losmen).
Berikut
ini dapat dilihat jumlah hotel dan kamar yang tersedia di beberapa kota penting
di Indonesia tahun 1933 :
Tabel
1.1.
Jumlah
Hotel dan Kamar Pada Beberpa Kota penting di Indonesia
KOTA
|
HOTEL
|
KAMAR
|
JENIS KAMAR
|
Medan
|
10
|
353
|
Double/Single
|
Jakarta
|
37
|
1.601
|
Double/Single
|
Bandung
|
26
|
999
|
Double/Single
|
Surabaya
|
39
|
1.123
|
Double/Single
|
Denpasar
|
2
|
63
|
Double/Single
|
Jumlah
|
114
|
4.139
|
Double/Single
|
Sumber : Himpunan
Perintis Kepariwisataan Indonesia
Keadaan Transport
Satu – satunya
airlines yang menghubungkan Indonesia dengan Belanda waktu itu adalah KLM yang
mempunyai kedudukan monopoli untuk operasi membawa penumpang antara kedua
daerah ini. Seperti halnya dengan KLM, dalam tahun 1927 angkutan laut juga
dimonopoli oleh KPM. Sedangkan angkutan penumpang dengan menggunkan kereta api
baru efektif di Pulau Jawa pada tanggal 1 Oktober 1927. Pada waktu itu para
penumpang yang hendak bepergian ke Pulau Jawa harus melakukan reservasi tempat
duduk tiga jam sebelum kereta api berangkat.
Pada tahun 1927 kegiatan tour sudah
mulai dikembangkan terutama di Pulau Jawa dan Sumatra yang diorganisir oleh
LISLIND (Lissonne Lindeman) seperti misalnya :
-
Ffourteen days in Java motor ar and
train combination tour operated by LSLIND
-
Fourteen
days in Sumatra.
Kebudayaan
Dalam tahun 1927 ternyata sudah datang
ke daerah ini orang – orang penting yang kenamaan untuk mempelajari kebudayaan
Indonesia, terutama tentang kesenian Jawa dan Bali, antara lain :
o
Mr.
Leopold Chaikoswky, Conductor of syimphony orchestra Philadelpia is expected to
arrive at Java shortly for the purpose of making a study of Javanesse music.
o
Dr.
Rabindranath Tagore is expected to visit Java early in August, wit the object
of studying the influence of Hinduism on javanese religious concepts.
Promosi
Tahun 1913
Dalam tahun ini
Vereneging Teoristen Verker (VTV) menerbitkan sebuah Guide Book yang bagus
sekali mengenai daerah – daerah di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali,
Lombok, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, banten, dan Tanah Toraja
di Sulawesi.
Tahun 1923
Pada tahun ini
beredar surat kabar mingguan yang merupakan Java Touriost Guide yang isinya
antara lain mengenai Express Train Service, News from abroad in Brief,
who-where-when to hotels, postal news, dan sebagainya.
Tahun 1926
Pada tahun ini sudah banyak promotion
materials yang telah dipersiapkan oleh badan – badan atau perusahaan yang
bergerak dalam bidang kepariwisataan. Di luar negeri, yakni di Belanda pernah
diterbitkan sebuah majalah “Tourism” yang banyak mempromosikan Indonesia antara
lain :
v come to Jaca, yang merupaan complete
guide to Java
v Bandung, the mountain city to
Netherland India
v Bandoeng
v Batavia, queen city of east
v The wayang wong or wayang orang
v Dan sebagainya
Dalam
tahun 1926, berdasarkan catatan yang ada, diketahui bahwa jumlah wisatawan yang
mendatangi kantor VTV Batavia untuk meminta informasi mengenai tour adalah
sebagi berikut :
Tabel
1.2
Statistik
kunjungan wisatan tahun 1926
NO
|
BULAN
|
JUMLAH WISATAWAN
(orang)
|
1
|
Juni
|
391
|
2
|
Juli
|
466
|
3
|
Agustus
|
1.259
|
4
|
September
|
2.070
|
5
|
Oktober
|
1.820
|
6
|
November
|
1.271
|
7
|
Desember
|
870
|
Sumber : Himpunan
Perintis Kepariwisataan Indonesia
2. Masa Pendudukan Jepang
Berkobarnya
perang dunia II yang disusul dengan pendudukan tentara Jepang di Indonesia,
menyebabkan kedaan kepariwisataan menjadi terlantar. Dapat dikatakan bahwa
orang – orang tidak ada gairah atau kesempatan untuk mengadakan perjalanan.
Objek – obje wisata tinggal terbengkalai, jalan – jalan rusak karena ada
penghancuran jembatan – jembatan untuk menghalangi musuh masuk. Perhotelan
sangat menyedihkan karena banyak hotel yang diambiloleh pemerintah Jepang untuk
dijadikan rumah sakit, dan asrama sebgai empat tinggal perwira – perwira
Jepang.
Setelah
jatuhnya bom di Hiroshima dan Nagasaki, inflasi terjadi di mana – mana yang
mengakiatkan keadaan ekonomi rakyat tambah parah.
3. Setelah Indonesia Merdeka
Pada
tahun 1946, sebagai akibat perjuangan bangsa Indonesia untuk membebaskan Tanah
Air Indonesia dari cengkraman penjajahan Belanda, maka pemerintah menghidupkan
kembali industri – industri yan mendukung perekonomian. Demikian juga di bidang
pariwisata, perhotelan mendapat perhatian dari pemerintah, sehingga dikeluarkanlah
Surat Keputusan Wakil Presiden RI waktu itu (DR. Moch. Hatta) tentang pendirian
suatu badan yang bertugas unytuk melanjutkan perusahaan hotel bekas milik
Belanda. Badan ii bernama HONET (hotel national & Tourism). Semua hotel
yang berada di bawah manajemen HONET diganti namanya menjadi Hotel MERDEKA.
Dengan
adanya perjanjian KMB (konfrensi Meja Bundar) dalam tahun 1949 maka menurut
perjanjian itu semua harta kekayaan harus diembalikan kepada pemiliknya. Karena
itu HONET dibubarkan dan dibentuklah satu – satunya badan hukum milik Indonesia
sendiri yang bergerak dalam bidang pariwisata yaitu NV HONET. Pad tahun 1953
dibentuklan oranisasi yang bernama Serikat Gabungan Hotel dan Tourisme
Indonesia (SERGAHTI) yang beranggotakan hampir seluruh hotel di Indonesia
namun keberadan badan ini tidak berlangsung lama karena tidak terlihat
kemungkinan penerobosan dari peraturan pengendalian harga. Pada thun 1955 oleh
Bank Industri Negara didirikan suatu Perseroan Terbatas dengan nama PT. NATOUR
Ltd.( National Hotel & Tourism Corp.). Natour ini memiliki anggota antara
lain : Hotel Transaera (Jakarta), Hotel Bali dan Sindhu Beach, Kuta Beach, dan
Jayapura Hotel.`
4. Babak Baru Dalam Kepariwisataan
Nasional
Banyak
usaha kegiatan kepariwisataan yang telah dirintis pleh Lembaga Pariwisata
Nasional, walaupun lembaga ini sendiri banyak mengalami kesukaran sebgai akibat
penyesuaian dengan struktur organisasi kepariwisataan yang coba – coba dalam
penerapannya. Di sini kita dapat melihat kegairahan untuk berusaha dalam
industri pariwisata yang ditandai dengan dibangunnya hotel – hotel baru atau
memperbaiki yang telah bobrok di masa lalu. Lines penerbangan domestik mulai
beroperasi mulai meningkatkan mutu pelayanan , pengusaha Travel Agent mulai
membuka operasi tournya di dalam maupun di luar negeri, yang diikuti dengan
bertambah banyaknya wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia.
Kunjungan
Wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia dari tahun ke tahun cenderung,
terus meningkat. Kalau kita perhatikan sejak pelita I tahun 1969 jumlah
wisatawan relatif masih rendah yaitu 86.100 saja. Di akhir tahun 1973, jumlah
wisatawan meningkat menjadi 270.300 orang. Jadi dalam pelita I sudah terjadi
peningkatan sebesar 214 %. Pada akhir pelita II tahun 1978 jumlah wisman yang
berkunjung ke Indonesia sebanyak 468.600 orang, dan akhir pelita III tahun 1983
meningkat lagi menjadi 638.000 orang. Hal yang sama terjadi pada pelita IV
tahun 1989 wisman yang berkunjung tercatat 11.626.000 orang. Peningkatan yang
sangat mencolok terjadi antara tahun 1984 – 1988 dengan pertumbuhan rata – rata
15 % tiap tahunnya, kemudian pertumbuhan yang lebih besar terjadi pada periode
1989 – 1991 dengan kedatangan wisman rata – rata sebesar 36,2 % tiap tahunnya.
Kunjungan wisatawan ke Indonesia tahun 1992 ternyata melebihi target 3 juta
orang dengan demikian kunjungan wisman ke Indonesia meningkat 16,7 %.
III. Sejarah Pariwisata Bali
Kalau
pada zaman Romawi orang melakukan perjalanan wisata karena kebutuhan praktis,
dambaan ingi tahu dan dorongan keagamaan maka pada zaman Hindu di nusantara/Indonesia khususnya di Bali telah
terjadi pula perjalanan wisata karena dorongan keagamaan. Perjalanan Rsi
Markandya sekitar abad ke – 8 dari Jawa ke Bali telah melakukan perjalanan
dengan membawa misi – misi keagamaan, demikian pula Mpu Kuturan yang
mnegmbangkan konsep Tri Sakti di Bali datang sekitar abad ke 11 kemudian Dang
Hyang Nirartha ( Pedanda Sakti wawu Rauh) pada abad ke –16 datang ke Bali
sebagai misi keagamaan dengan titik berat pada konsep upacara.
Perjalanan
wisata Internasional di Bali telah dimulai permulaan abad ke-20 dimana
sebelumnya Bali diketem7kan oleh orang Belanda tahun 1579 yaitu oleh ekspedisi
Cornelius De Houtman dalam perjalananya mengelilingi dunia untuk mencari rempah
– rempah lalu sampai di Indonesia. Dari pulau Jawa misi tersebut berlayar
menuju ke timur dan dari kejauhan terlihatlah sebuah pulau yang merimbun.
Setelah mereka mendarat, ternyata mereka tidak menemukan rempah – rempah tetapi
suatu kehidupan dengan kebudayaan yang menurut pandangan mereka sangat unik,
tidak pernah dijumpai di daerah lain selama mereka mengelilingi dunia , alamnya
sangat indah dan mempunyai daya tarik tersendiri. Pulau ini dinamakan Bali oleh
penduduknya. Inilah yang mereka laporkan kepada raja Belanda pada waktu itu.
Kemudian
pada tahun 1920 mulailah wisatawan dari eropa datang ke Bali. Al ini terjadi
berkat kapal – kapal dagang Belanda yaitu KPM (Koninklijke Paketacart
Maatsckapy) yang dalam usahanya mencari rempah – rempah ke Indonesia, lalu
mereka memperkenalkan Bali di eropa sebagai “The Island Of God”. Dari para
wisatawan yang mengunjunfi Bali terdapat pula beberapa seniman baik seniman
sastra, seniman lukis, maupun seniman tari antara lain :
1. Seniman
Sastra :
a. Dr. Gregor Krause adalah orang jerman yang
dikirim ke Indonesia bertugas ke Bali tahun 1912 yang ditugaskan untuk membuat
tulisan – tulisan dan foto – foto mengenai tata kehidupan masyarakat Bali.
Bukunya telah menyebar ke seluruh dunia pada tahun 1920, dan pada waktu itu Dr.
Gregor Krause tinggal di Bangli.
b. Miguel Covarrubias dengan bukunya “The
Island Of Bali” ( 1930)
c. Roelof Goris dengan bukunya Prasasti
Bali.
d. Lovis Conperus (1863 – 1923) dengan
bukunya easwords ( melawat ke timur) memuji tentang Bali terutama Kintamani.
e. Magaret Meat
f. Collin Mc. Phee
g. Jone Bello
2. Seniman Lukis :
a. R. Bonet mendirikan useum Ratna Warta
b. Walter Spice (1925) bersama Tjokorda
mendirikan yayasan Pita Maha. Disamping dikenal sebagai pelukis ia juga
mengarang buku dengan judul Dance and Drama in Bali.
c. Arie Smith yang membentuk aliran “Young
Artist”
d. Le Mayeur dari Belgia (1930) mengambil
istri orang Bali dan mendirikan Museum Le Mayeur
e. Mario Blanco (Spanyol) mengambil istri
orang Bali dan menetap di Ubud.
Banyak
lagi seniman – seniman baik asing maupun nusantara yang yang mengambil objek
baik lukisan maupun tulisan mengenai Bali. Penyebaran informasi mengenai Bali
baik melalui tulisan maupun serita dari mulut ke mulut menyebabkan Bali dikenal
di mancanegara.
Untuk mengantisipasi kedatangan
wisatawan yang datang ke Bali, pada tahun didirikanlah hotel pertama di Bali
yaitu Hotel Bali yang terletak di jantung kota Denpasar. Nama Bali semakin
terkenal setelah pada tahun 1932 rombongan Legong Peliatan melanglang buana ke
eropa dan Amerika atas prakarsa orang – orang asing , dan pada tahun – tahun
berikutnya makain banyak seniman – seniman tari Bali yang diajak melanglang
buana ke mancanegara sehingga hal ini membuat kesenian Bali semakin dikenal di
luar negeri. Berbagai julukan diberikan kepada Bali antara lain :
-
The Island of Gods
-
The Island of paradise
-
The Island of Thousand Temples
-
The Morning of The world oleh Pandit
Jawahral Nehru
-
The Last Paradise onEarth dan lain
sebagainya.
Kesemarakan
pariwisata Bali pernah terhenti karena meletusnya Perang Dunia I tahun 1939 – 1941
dan Perang Dunia II tahun 1942 – 1945 dan dilanjutkan dengan Perang Kemerdekaan
RI tahun 1945 – 1949. Baru pada tahun 1956 kepariwisataan Bali dirintis
kembali, pada tahun 1963 didirkan Hotel Bali Beach dan diresmikan pada Bulan
November 1966. Hotel ini dibangun sebelum ada ketentuan bahwa bangunan di Bali
tingginya maksimal 15 meter atau setinggi pohon kelapa. Hotel Bali Beach
dibangun atas biaya dari rampasan perang Jepang. Hotel ini pernah terbakar
tanggal 20 Januari 1993, tetapi terjadi suatru keanehan yaitu kamar nomor 327
satu – satunya kamar yang tidak terbakar sama sekali.
Hotel
Bali Beach diresmikan pada Bulan November 1966, maka Bulan Agustus 1969
diresmikan Pelabuhan Udara Ngurah Rai sebagai pelabuhan Internasional.
Kepariwisataan di Bali dilaksanakan secara lebih intensif, teratur, dan
terencana yaitu ketika mulai dicanangkan Pelita I pada tanggal 1 April 1969.
Posting Komentar untuk "Sejarah Pariwisata - Materi Pengantar Pariwisata kelas X kurikulum 2013"
Hai Sob, berikan komentarmu dengan sopan n NO SPAM.